UNGARAN - Memasuki pekan kedua pelaksanaan Operasi Zebra Candi 2025, Satuan Lalu Lintas (Sat Lantas) Polres Semarang tak henti-hentinya menggaungkan pentingnya keselamatan di jalan raya. Bukan sekadar penindakan, pendekatan persuasif dan edukatif menjadi garda terdepan untuk menekan angka pelanggaran dan mencegah potensi kecelakaan. Senin (24/11/2025) lalu, jajaran Sat Lantas menggelar acara edukasi keselamatan yang menyentuh di Simpang Traffic Light Alun-Alun Lama Ungaran.
Dipimpin langsung oleh Wakapolres Semarang Kompol Erwin Chan Siregar, SH., SIK., MH, didampingi Kasat Lantas AKP Lingga Ramadhani, STK., SIK., CPHR, serta sejumlah Pejabat Utama (PJU) Polres Semarang, kegiatan ini tak hanya sebatas imbauan. Petugas dengan ramah membagikan bingkisan kecil berupa cokelat, tumbler, dan gantungan kunci kepada para pengendara yang menunjukkan kepatuhan. Sebuah gestur sederhana yang sarat makna, mengingatkan bahwa tertib berlalu lintas adalah bentuk kepedulian pada diri sendiri dan orang lain.

“Ops Zebra Candi tidak hanya soal penindakan. Edukasi dan pencegahan justru menjadi kunci, ” tegas Kompol Erwin.
“Pembagian hadiah kecil ini adalah bentuk apresiasi kepada pengendara tertib, sekaligus mengingatkan pentingnya keselamatan dan mengurangi fatalitas kecelakaan.”
Selama sepekan operasi berlangsung, data menunjukkan adanya 12 kasus kecelakaan lalu lintas. Namun, kabar baiknya, seluruh insiden tersebut tidak memakan korban jiwa. Mayoritas kecelakaan yang tercatat melibatkan pengendara roda dua, sebuah fakta yang terus menjadi perhatian serius Sat Lantas.
“Dominasi kendaraan roda dua masih menjadi perhatian utama. Kelalaian pengendara (human error) serta kondisi jalan yang licin akibat hujan turut berkontribusi, ” ujar AKP Lingga, menyoroti faktor-faktor penyebab kecelakaan.
Keluhan warga mengenai truk besar yang masih nekat melintas di jam sibuk tak luput dari perhatian. Suwarno (52), salah seorang tokoh masyarakat Ungaran yang turut menyaksikan kegiatan edukasi, mengapresiasi upaya Polres Semarang. Ia mengungkapkan keresahannya melihat truk-truk besar yang seringkali mengabaikan aturan.
“Setiap pagi sering lihat truk besar masih nekat masuk kota padahal sudah jelas dilarang. Kehadiran polisi seperti ini sangat membantu. Jalan jadi lebih aman dan lancar, ” tuturnya, menyuarakan harapan masyarakat akan ketertiban.
Menanggapi hal tersebut, AKP Lingga menegaskan bahwa aturan pembatasan jam operasional kendaraan berat, yakni pukul 06.00 hingga 08.00 WIB, tetap diberlakukan secara ketat. Tujuannya jelas, untuk menjaga kelancaran mobilitas masyarakat, terutama saat jam-jam padat aktivitas.
“Penindakan tetap kami lakukan, apalagi di masa Ops Zebra Candi. Tujuannya bukan semata menindak, tetapi memastikan kenyamanan masyarakat saat beraktivitas di pagi hari, ” jelasnya, menunjukkan komitmen Polres Semarang dalam menjaga ketertiban.
Melalui pendekatan yang humanis ini, Polres Semarang berharap dapat secara signifikan menekan angka pelanggaran dan menumbuhkan kesadaran keselamatan berkendara di kalangan masyarakat. Terlebih lagi, di tengah momentum tingginya mobilitas masyarakat, keselamatan di jalan raya menjadi prioritas utama yang tak bisa ditawar.

Updates.