Narsono Son
JOMBANG - Dalam ikhtiar meneguhkan tradisi keilmuan dan mempererat jejaring pesantren, Pondok Pesantren (PP) Tebuireng 17 Sokaraja, Banyumas, melaksanakan kunjungan silaturahmi ke Pondok Pesantren Pusat Tebuireng Jombang, Jawa Timur, Selasa (17/12/2025).
Kegiatan ini dipimpin langsung oleh KH. Muhammad Husain, selaku pengasuh bidang pendidikan, dengan tujuan memperkuat hubungan kelembagaan serta menimba inspirasi pengelolaan pendidikan dan pembinaan karakter santri.
Kunjungan tersebut berlangsung dalam suasana hangat, khidmat, dan penuh makna. Tidak sekadar temu wicara, silaturahmi ini menjadi ruang bertukar pengalaman, nilai, dan keteladanan yang berakar dari tradisi panjang Pesantren Tebuireng.
Dalam kesempatan itu, KH. Muhammad Husain menyampaikan kesan mendalam atas sambutan para pengasuh Pesantren Tebuireng Pusat.
“Silaturahmi ini memberikan banyak pelajaran berharga bagi kami, terutama dalam penguatan tata kelola pendidikan, pembinaan adab santri, serta nilai-nilai keteladanan yang hidup dan membumi di Tebuireng, ” tuturnya.
Salah satu pesan penting disampaikan oleh Nyai Faridan, istri almarhum KH. Sholahuddin Wahid, yang menekankan fungsi meja makan sebagai media pendidikan karakter.
“Meja makan bukan sekadar tempat makan, tetapi sarana mengontrol, mendisiplinkan anak, menerima masukan, dan membangun komunikasi yang baik antara santri dan pengasuh, ” dawuhnya.
Ia juga menegaskan bahwa kerapihan dan kebersihan pondok harus dimulai dari keteladanan pengasuh, karena dari situlah adab santri dibentuk.
Sementara itu, KH. Abdul Hakim Mahfudz, pengasuh Pesantren Tebuireng, bersama Bu Nyai Lely Lailiyah, menunjukkan keramahan dan kelembutan dalam menyambut rombongan.
Keduanya memberikan apresiasi terhadap program Santri Preneur yang telah dijalankan.
“Kami mendoakan agar para santri tumbuh seimbang, kuat dalam ilmu agama, luas dalam pengetahuan umum, dan siap menghadapi tantangan zaman, ” ungkapnya penuh keikhlasan.
Dukungan terhadap pengembangan pendidikan juga disampaikan oleh Gus Mughni, mudir bidang pesantren cabang.
Ia menyatakan optimisme bahwa SMP Persada akan menjadi pilihan utama masyarakat.
“Kami berkomitmen membantu siswa, khususnya dari Jawa Tengah, yang belum diterima di sekolah lain agar tetap bisa melanjutkan pendidikan di SMP Persada. Jangan sampai ada anak yang terhenti masa depannya, ” tegasnya.
Hal senada ditegaskan oleh Pak Lukman, mudir bidang pesantren, yang menekankan nilai keikhlasan dalam perjuangan pendidikan.
“Kunci kesuksesan pendidikan adalah berjuang dan melayani dengan ikhlas. Kenyamanan santri dan kualitas pendidikan harus terus dijaga, ” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa testimoni orang tua dan santri merupakan media promosi paling efektif dan jujur bagi lembaga pendidikan.
Dalam konteks keorganisasian, Gus Fahmi mengingatkan pentingnya menjaga marwah Nahdlatul Ulama.
“NU harus bersatu dan bersih dari kepentingan pribadi. Pendidikan dan pengabdian kepada umat adalah tujuan luhur yang wajib dijaga bersama, ” pesannya.
Menutup rangkaian kegiatan, Ustadz Anam, Kepala Sekolah SMP Sains Tebuireng, menyampaikan kesiapan untuk menerima kunjungan balasan pada 7 Februari mendatang.
“SMP Persada telah banyak menginspirasi, terutama melalui program Santri Preneur yang menanamkan jiwa wirausaha kepada santri sejak dini, ” tuturnya.
Kunjungan silaturahmi ini menjadi momentum strategis dalam memperkuat kolaborasi antarpesantren. Melalui pertukaran gagasan dan pengalaman, diharapkan lahir generasi santri yang berakhlak mulia, mandiri, serta memiliki daya saing, tanpa meninggalkan nilai-nilai keislaman dan tradisi pesantren.
Silaturahmi pun menjadi wasilah keberkahan, menuju kemajuan pendidikan dan kemaslahatan umat.
(Humas Choi/YF2DOI)
Sri Setyo Lestari 
Agung widodo 
Dheny Window 
